Rabu, 24 Agustus 2016

Menatap Masa Depan Dengan Rasa Optimis, Ikhtiar, dan Tawakal




Rasa Optimis, Ikhtiar, dan Tawakal Dalam Islam

Assalamualikum Wr. Wb

A. Rasa Optimis

        Dalam setiap manusia, rasa optimis, ikhtiar, dan tawakal tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan manusia hidup di dunia mempunyai harapan atau cita cita untuk masa depan yang lebih baik. maka dari itu, manusia membutuhkan rasa optimisme, ikhtiar, dan tawakal.

Hasil gambar untuk optimis animasi        Dilihat dari segi bahasa optimisme berasal dari bahasa latin yaitu “Optima” yang berarti terbaik Menjadi optimis, dalam arti khas kata, pada akhirnya berarti satu harapkan untuk mendapatkan hasil terbaik dari situasi tertentu.Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “optimis” adalah orang yang selalu berpengharapan baik dalam menghadapi segala hal. 

        Dari pengertian di atas bahwa rasa atau sikap optimis adalah suatu sikap yang selalu penuh dengan keyakinan tinggi bahwa dia bisa dalam mengerjakan suatu hal, bisa menghadapi masalah apapun meskipun tantangannya berat, dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi cobaan. namun rasa optimis saja tidak cukup, kita harus mengimbanginya dengan doa dan berserah diri kepada ALLAH SWT karena Allah Swt merupakan tepat satu satunya untuk meminta dan berlindung bagi makhlukNya.

    Sebagai contoh Andi. 

Hasil gambar untuk animasi belajar

Hasil gambar untuk animasi ujian nasional lucu        Andi sudah menduduki bangku kelas 3 SMP dan hanya beberapa hari lagi, Andi akan mengikuti Ujian Nasional. Sebenarnya Andi adalah anak yang tidak terlalu pandai dan biasa biasa saja. Untuk menutupi kekurangannya itu, Andi terus giat belajar sampai bisa dan terus menerus diulang hingga hari Ujian Nasional pun tiba. malam sebelum ujian, Andi berdoa dan dan berserah diri kepada Allah. Hari yang ditunggu pun tiba. Andi berangkat ke sokalah dengan penuh harapan dan rasa optimis. Setibanya di sekolah, Andi melihat teman temannya penuh dengan raut muka gelisah dan takut. Namun andi berbeda, dia tetap beroptimis dan berdoa kepada yang maha kuasa. setibanya di ruangan, Andi menyiapkan alat tulis dan mulai mengerjakan soal Ujian Nasional.     
      Hari Ujian Nasinal pun sudah selesai. Andi sudah tidak sabar ingin melihat hasil nilai dari ujian tersebut. Hari demi hari berlangsung dan besok adalah pengumumannya. Andi datang ke sekolah dengan pakaian sangat rapi dan pagi sekali. Setelah Andi tiba ke sekolah Andi berlari menuju papan pengumuman dan melihat hasil ujian nasionalnya. Andi tidak menyangka bahwa dia masuk 10 besar di sekolahannya. Andi pun bersyukur kepada Allah SWT karena telaha diberi nikmat dan kemudahan bagi dirinya.


Berdasarkan dari kisah tersebut, hikamah yang harus diambil yaitu kita harus mempunyai rasa optimis yang tinggi dan tekad yang kuat. tak lupa kita harus berdoa kepada yang maha kuasa agar diberi kelancara dan kemudahn dalam menghadapinya.

   
B. Berikhtiar

      Kata ikhtiar berasal dari bahasa Arab  yang berarti memilih. Ikhtiar diartikan berusaha sebab pada hakikatnya orang yang berusaha berarti memilih. Adapun menurut istilah, berusaha dengan mengerahkan segala kemampuan yang ada untuk meraih suatu harapan dan keingina yang dicita-citakan, ikhtiar juga juga dapat diartikan sebagai usaha sungguh-sungguh yang dilakukan untuk mendapatkan kebahagiaan hidup, baik di dunia atau di akhirat.

Bentuk-bentuk Ikhtiar Sebagai muslim kita harus mengenali bentuk-bentuk perilaku ikhtiar, agar kelak dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-sehari, di antaranya sebagai berikut :

Hasil gambar untuk animasi belajar
a. Ma
u bekerja keras dalam mencapai suatu harapan dan cita-cita. 

b. Selalu bersemangat dalam menghadapi kehidupan.
c. Tidak mudah menyerah dan putus asa. 
d. Disiplin dan penuh tanggung jawab.
e. Giat bekerja dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup. 
Hasil gambar untuk animasi belajarf.  Rajin berlatih dan belajar agar bisa meraih apa yang diinginkannya.







C. Bertawakal

Hasil gambar untuk animasi berdoa islam        Tawakal artinya BERSERAH DIRI DAN BERPEGANG TEGUH KEPADA ALLAH. Di sini terdapat dua unsur pokok yaitu, pertama berserah diri dan kedua berpegang teguh. Kedua-duanya adalah kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Tidak dapat dikatakan tawakal kalau belum berserah diri secara ikhlas. Tidak dapat pula dikatakan tawakal kalau belum berpegang kepada-Nya, belum kokoh atau belum bulat pada tingkat haqqul yakin kepada kekuasaan-Nya yang tidak terbatas, keadilan-Nya, kebijaksanaan-Nya, kasih sayang-Nya untuk mengatur segala sesuatu dengan sesempurna-sempurnanya.




Waalaikumsalam Wr. Wb


2 komentar: